Selasa, 02 Desember 2014

Contoh Makalah Bahan Bangunan Jenis Kayu dan Ukuran nya

MAKALAH BAHAN BANGUNAN
JENIS KAYU DAN UKURANNYA
                                                                               
OLEH :

Nama              : Ivan Yosefwan Naibaho     
Nim                 : (1205022118)
Kelas               : SI-3F
Jurusan           : Teknik Sipil




PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITKNIK NEGERI MEDAN
2014








KATA PENGANTAR 

Puji syukur penulis panjatkan kepada  Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan “Makalah Jenis Kayu dan Ukurannya.”
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Indra Fauzi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan dalam pembuatan makalah ini. Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Orangtua yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun materil dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Terimakasih

Medan,    Januari 2014


(Ivan Yosefwan Naibaho)















BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu.  Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya.  Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan
Dewasa ini penggunaan kayu sudah beralih ke bahan kontruksi lain yang lebih mudah didapatkan. Namun walaupun bahan kayu sudah semakin sulit didapat masih ada beberapa peminat kayu sesuai keperluannya. Karena itulah makalah ini mengangkat tentang kayu sebagai bahan referensi untuk pertimbangan mengggunakan kayu dengan jenis dan ukuran seperti apa.

B.      Tujuan
            Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca mengenai kayu, jenis dan ukurannya.  Yan akan berguna saat kita diprhadapkan tentang konstruksi kayu. 









BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan (pohon-pohonan/trees) dan termasuk vegetasi alam.
 Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya. 

B.      Bagian-Bagian Kayu
            Bagian-Bagian Kayu
1. Kulit luar, lapisan yang berada paling luat dalam keadaan kering berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu.
2. Kulit dalam, lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat basah dan lunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian lain.
3. Cambium, lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan ini ke dalam membentuk kayu baru, sedangkan ke luar membentuk sel-sel jangat (kulit).
4. Kayu gubal, berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke bagian-bagian pohon yang lain.
5. Kayu teras, berasal dari kayu gubal, biasanya bagian-bagian sel yang sudah tua dan kosong ini terisi zat-zat lain yang berupa zat ekstrasi.
6. Galih/hati, bagian ini mempunyai umur paling tua, karena galih (hati) ini ada dari sejak permulaan kayu itu tumbuh.
7. Garis teras, jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu pengeringan yang tidak teratur.


C.      Sifat-Sifat  kayu
Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan,  pen-ciuman,  perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu.   Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah :
1.      Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya.  Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.  Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).  Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
2.      Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu.  Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
3.      Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.
4.      Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu.  Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
5.      Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.  Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
6.      Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll).  Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
7.      Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.  Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
8.      Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu.  Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
9.      Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air.  Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya.  Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).
10.  Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
a.      Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu.
b.      Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara.  Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
11.  Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
12.  Daya Hantar Listrik
13.  Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.  Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu.  Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh  dikatakan sama dengan daya hantar air.  

Sifat Mekanik kayu
1.      Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu.  Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
a.                  Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
b.      Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat.  Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
2.      Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :
a.      Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
b.      Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.
3.      Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya.  Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
a.      Keteguhan geser sejajar arah serat
b.      Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
c.       Keteguhan geser miring
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.
4.      Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan.  Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :
a.      Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.
b.      Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.
5.      Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
6.      Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
7.      Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
8.      Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu.  Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2.  Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :
a.      Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
b.      Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.

D.     Jenis-Jenis kayu dan manfaatnya
      Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan.  Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut :
1.      Bangunan (Konstruksi)
Persyaratan teknis :          kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi.
Jenis kayu :            balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala.
2.      Veneer biasa
Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.
Jenis kayu :            meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.
3.            Veneer mewah
Persyaratan teknis :          disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu :            jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang.
4.      Perkakas (mebel)
Persyaratan teknis :          berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.
Jenis kayu :            jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.
5.      Lantai (parket)
Persyaratan teknis :          keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.
Jenis kayu :            balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
6.      Bantalan Kereta Api
Persyaratan teknis :          kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu :            balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.
7.      Alat Olah Raga
Persyaratan teknis :          kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet.
Jenis kayu :            agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.
8.      Alat Musik
Persyaratan teknis :          tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi baik.
Jenis kayu :            cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.
9.      Alat Gambar
Persyaratan teknis :          ringan, tekstur halus, warna bersih.
Jenis kayu :            jelutung, melur, pulai, pinus.
10.  Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan teknis :          tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau.
Jenis kayu :            balau, bangkirai, jati, pasang.
11.  Tiang Listrik dan Telepon
Persyaratan teknis :          kuat menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu :            balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.
12.  Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis :          serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna gelap.
Jenis kayu :            jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.
13.  Korek Api
Persyaratan teknis :          sama dengan persyaratan veneer, cukup kuat (anak korek api), elastis dan tidak mudah pecah (kotak).
Jenis kayu :            agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon, perupuk, pulai, terentang, pinus.
14.  Pensil
Persyaratan teknis :          BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah bengkok, warna agak merah, berserat lurus.
Jenis kayu :            agathis, jelutung, melur, pinus.
15.  Moulding
Persyaratan teknis :          ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku. Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.
Jenis kayu :            jelutung, pulai ramin, meranti dll.
16.  Perkapalan
Lunas
Persyaratan teknis :          tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu :            ulin, kapur.
Gading
Persyaratan teknis :          kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu :            bangkirai, bungur, kapur.
Senta
Persyaratan teknis :          kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu :            bangkirai, bungur, kapur.
Kulit
Persyaratan teknis :          tidak mudah pecah, kuat, liat, tahan binatang laut.
Jenis kayu :            bangkirai, bungur, meranti merah.
Bangunan dan dudukan mesin
Persyaratan teknis :          ringan, kuat dan awet, tidak mudah pecah karena getaran mesin.
Jenis kayu :            kapur, meranti merah, medang, ulin, bangkirai.
Pembungkus as baling-baling
Persyaratan teknis :          liat, lunak sehingga tidak merusak logam.
Jenis kayu :            nangka, bungur, sawo.
Popor Senjata
Persyaratan teknis :          ringan, liat, kuat, keras, dimensi stabil.
Jenis kayu :            waru, salimuli, jati.
17.  Arang (bahan bakar)
Persyaratan teknis :          BJ tinggi.
Jenis kayu :            bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam, gofasa, johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur.














E.      Kayu yang Beredar di Pasaran Daerah Medan
panglong jasa sama jalan
                  jl. jamin ginting km.8,Medan

1.      Reng Kayu untuk dudukan genteng :
 • Reng 2×3, 1m3= 416 batang
      • Reng 3×4, 1m3= 208 batang
2.      Kaso untuk plafon, bekisting ngecor dan kegunaan lain :
                  • Kaso 4×6, 1m3=104 batang
                  • Kaso 5×7, 1m3= 71 batang
3.      Balok untuk kuda-kuda atap, kusen dan kegunaan lain :
                  • Balok 5×10, 1m3=50 batang
                  • Balok 6×12, 1m3=34 batang
                  • Balok 8×15, 1m3=20 batang
4.      Papan, untuk lisplang, bekisting ngecor, furniture dan kegunaan lain :
                  • Papan 2×10
                  • Papan 2×20
                  • Papan 3×20
                  • Papan 3×30

















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Kegiatan untuk menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjadi sangat penting dalam rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk kepentingan transaksi jual-beli atau perdagangan kayu.
Secara teoritis, metoda pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu mudah dipelajari sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian, keterampilan teknis pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu  hanya akan diperoleh melalui proses latihan yang rutin, berulang-ulang dan terus menerus.
Kelengkapan koleksi kayu akan sangat membantu proses pening-katan kemampuan dan ketrampilan dalam pengenalan jenis kayu.

B.      Saran
Kita perlu memperhatikan sifat sifat, jenis, ukuran dan harga ini untuk menggunakan kayu sebagai bahan kontruksi kita.  Sehingga dalam penggunaannya maksimal.