MAKALAH BAHAN BANGUNAN
JENIS KAYU DAN UKURANNYA
OLEH
:
Nama : Ivan
Yosefwan Naibaho
Nim :
(1205022118)
Kelas : SI-3F
Jurusan :
Teknik Sipil
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITKNIK NEGERI MEDAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan “Makalah Jenis Kayu dan Ukurannya.”
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Indra Fauzi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan
dalam pembuatan makalah ini. Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada Orangtua yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun materil dalam
penyelesaian makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
Terimakasih
Medan,
Januari 2014
(Ivan
Yosefwan Naibaho)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu.
Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan
bahan lain karena sifat khasnya. Kita
sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang
berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau
penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai
dengan yang kita inginkan.
Dewasa ini penggunaan kayu sudah beralih ke bahan
kontruksi lain yang lebih mudah didapatkan. Namun walaupun bahan kayu sudah
semakin sulit didapat masih ada beberapa peminat kayu sesuai keperluannya.
Karena itulah makalah ini mengangkat tentang kayu sebagai bahan referensi untuk
pertimbangan mengggunakan kayu dengan jenis dan ukuran seperti apa.
B. Tujuan
Adapun
tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca mengenai
kayu, jenis dan ukurannya. Yan akan
berguna saat kita diprhadapkan tentang konstruksi kayu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kayu adalah bagian batang atau cabang
serta ranting tumbuhan yang
mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan (pohon-pohonan/trees)
dan termasuk vegetasi alam.
Kayu
digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak
lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan
sebagainya.
B.
Bagian-Bagian Kayu
Bagian-Bagian
Kayu
1. Kulit luar, lapisan yang berada paling luat dalam keadaan kering berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu.
2. Kulit dalam, lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat basah dan lunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian lain.
3. Cambium, lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan ini ke dalam membentuk kayu baru, sedangkan ke luar membentuk sel-sel jangat (kulit).
4. Kayu gubal, berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke bagian-bagian pohon yang lain.
5. Kayu teras, berasal dari kayu gubal, biasanya bagian-bagian sel yang sudah tua dan kosong ini terisi zat-zat lain yang berupa zat ekstrasi.
6. Galih/hati, bagian ini mempunyai umur paling tua, karena galih (hati) ini ada dari sejak permulaan kayu itu tumbuh.
7. Garis teras, jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu pengeringan yang tidak teratur.
1. Kulit luar, lapisan yang berada paling luat dalam keadaan kering berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu.
2. Kulit dalam, lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat basah dan lunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian lain.
3. Cambium, lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan ini ke dalam membentuk kayu baru, sedangkan ke luar membentuk sel-sel jangat (kulit).
4. Kayu gubal, berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke bagian-bagian pohon yang lain.
5. Kayu teras, berasal dari kayu gubal, biasanya bagian-bagian sel yang sudah tua dan kosong ini terisi zat-zat lain yang berupa zat ekstrasi.
6. Galih/hati, bagian ini mempunyai umur paling tua, karena galih (hati) ini ada dari sejak permulaan kayu itu tumbuh.
7. Garis teras, jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu pengeringan yang tidak teratur.
C.
Sifat-Sifat
kayu
Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui panca indera, baik
dengan penglihatan, pen-ciuman, perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan
alat bantu. Sifat-sifat kayu yang
termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah :
1. Berat dan Berat Jenis
Berat
suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat
ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis
kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.
Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum
0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).
Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
2. Keawetan
Keawetan
adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar
seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat
ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat
kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih
awet dari kayu gubal.
3. Warna
Kayu yang
beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda.
4. Tekstur
Tekstur
adalah ukuran relatif sel-sel kayu.
Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus
(contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling
dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
5. Arah Serat
Arah serat
adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat
lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat
miring).
6. Kesan Raba
Kesan raba
adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus,
licin, dingin, berminyak dll). Kesan
raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar
zat ekstraktif dalam kayu.
7. Bau dan Rasa
Bau dan
rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang
merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu
benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati),
bau kamper (kapur) dsb.
8. Nilai Dekoratif
Gambar
kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan
riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu.
Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai
dekoratif.
9. Higroskopis
Kayu
mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi
pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan
kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium
Moisture Content).
10. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan
elastisitas kayu.
b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang
suara. Kualitas nada yang dikeluarkan
kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik
(kulintang, gitar, biola dll).
11. Daya Hantar Panas
Sifat daya
hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat
barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
12. Daya Hantar Listrik
13. Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran
listrik. Daya hantar listrik ini
dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada
kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali,
sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya
hantarnya boleh dikatakan sama dengan
daya hantar air.
Sifat Mekanik kayu
1. Keteguhan Tarik
Keteguhan
tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik
kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan
tarik yaitu :
a. Keteguhan tarik sejajar
arah serat dan
b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan
tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih
kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
2. Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan
tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2
(dua) macam keteguhan tekan yaitu :
a. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua
kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi
sejajar arah serat.
3. Keteguhan Geser
Keteguhan
geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian
kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
a. Keteguhan geser sejajar arah serat
b. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
c. Keteguhan geser miring
Keteguhan
geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah
serat.
4. Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan
lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban
pukulan. Terdapat 2 (dua) macam
keteguhan yaitu :
a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara perlahan-lahan.
b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara mendadak.
5. Kekakuan
Kekakuan
adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan
tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
6. Keuletan
Keuletan
adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau
tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang
melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen
dan kerusakan sebagian.
7. Kekerasan
Kekerasan
adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau
kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu
ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
8. Keteguhan Belah
Keteguhan
belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah
kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah
sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah
yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu
mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran
yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya
dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua
kelompok :
a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan
dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
b. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
D.
Jenis-Jenis kayu dan manfaatnya
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari
sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan. Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan
untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut :
1. Bangunan (Konstruksi)
Persyaratan
teknis : kuat, keras, berukuran
besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi.
Jenis kayu
: balau, bangkirai, belangeran,
cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala.
2. Veneer biasa
Persyaratan
teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.
Jenis kayu
: meranti merah, meranti putih,
nyatoh, ramin, agathis, benuang.
3. Veneer mewah
Persyaratan
teknis : disamping syarat di
atas, kayu harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu
: jati, eboni, sonokeling,
kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang.
4. Perkakas (mebel)
Persyaratan
teknis : berat sedang, dimensi
stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan
dikerat.
Jenis kayu
: jati, eboni, kuku, mahoni,
meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.
5. Lantai (parket)
Persyaratan
teknis : keras, daya abrasi
tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.
Jenis kayu
: balau, bangkirai, belangeran,
bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
6. Bantalan Kereta Api
Persyaratan
teknis : kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu
: balau, bangkirai, belangeran,
bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.
7. Alat Olah Raga
Persyaratan
teknis : kuat, tidak mudah patah,
ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet.
Jenis kayu
: agathis, bedaru, melur,
merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.
8. Alat Musik
Persyaratan
teknis : tekstur halus, berserat lurus,
tidak mudah belah, daya resonansi baik.
Jenis kayu
: cempaka, merawan, nyatoh,
jati, lasi, eboni.
9. Alat Gambar
Persyaratan
teknis : ringan, tekstur halus,
warna bersih.
Jenis kayu
: jelutung, melur, pulai,
pinus.
10. Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan
teknis : tidak tembus cairan dan
tidak mengeluarkan bau.
Jenis kayu
: balau, bangkirai, jati,
pasang.
11. Tiang Listrik dan Telepon
Persyaratan
teknis : kuat menahan angin,
ringan, cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu
: balau, giam jati, kulim,
lara, merbau, tembesu, ulin.
12. Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan
teknis : serat lurus, keras,
tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna gelap.
Jenis kayu
: jati, sonokeling, salimuli,
melur, cempaka, eboni.
13. Korek Api
Persyaratan
teknis : sama dengan persyaratan veneer,
cukup kuat (anak korek api), elastis dan tidak mudah pecah (kotak).
Jenis kayu
: agathis, benuang, jambu,
kemiri, sengon, perupuk, pulai, terentang, pinus.
14. Pensil
Persyaratan
teknis : BJ sedang, mudah
dikerat, tidak mudah bengkok, warna agak merah, berserat lurus.
Jenis kayu
: agathis, jelutung, melur,
pinus.
15. Moulding
Persyaratan
teknis : ringan, serat lurus,
tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku. Warna terang, tanpa cacat,
dekoratif.
Jenis kayu
: jelutung, pulai ramin,
meranti dll.
16. Perkapalan
Lunas
Persyaratan
teknis : tidak mudah pecah, tahan
binatang laut.
Jenis kayu
: ulin, kapur.
Gading
Persyaratan
teknis : kuat, liat, tidak mudah
pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu
: bangkirai, bungur, kapur.
Senta
Persyaratan
teknis : kuat, liat, tidak mudah
pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu
: bangkirai, bungur, kapur.
Kulit
Persyaratan
teknis : tidak mudah pecah, kuat,
liat, tahan binatang laut.
Jenis kayu
: bangkirai, bungur, meranti
merah.
Bangunan
dan dudukan mesin
Persyaratan
teknis : ringan, kuat dan awet,
tidak mudah pecah karena getaran mesin.
Jenis kayu
: kapur, meranti merah, medang,
ulin, bangkirai.
Pembungkus
as baling-baling
Persyaratan
teknis : liat, lunak sehingga
tidak merusak logam.
Jenis kayu
: nangka, bungur, sawo.
Popor
Senjata
Persyaratan
teknis : ringan, liat, kuat,
keras, dimensi stabil.
Jenis kayu
: waru, salimuli, jati.
17. Arang (bahan bakar)
Persyaratan
teknis : BJ tinggi.
Jenis kayu
: bakau, kesambi, walikukun,
cemara, gelam, gofasa, johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur.
E.
Kayu yang Beredar di Pasaran Daerah Medan
panglong jasa sama jalan
jl. jamin
ginting km.8,Medan
1.
Reng Kayu untuk dudukan genteng :
• Reng 2×3, 1m3=
416 batang
• Reng 3×4, 1m3= 208 batang
2.
Kaso untuk plafon, bekisting ngecor dan kegunaan lain :
• Kaso 4×6, 1m3=104 batang
• Kaso 5×7, 1m3= 71 batang
3.
Balok untuk kuda-kuda atap, kusen dan kegunaan lain :
• Balok 5×10, 1m3=50 batang
• Balok 6×12, 1m3=34 batang
• Balok 8×15, 1m3=20 batang
4.
Papan, untuk lisplang, bekisting ngecor, furniture dan kegunaan
lain :
• Papan 2×10
• Papan 2×20
• Papan 3×20
• Papan 3×30
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kegiatan untuk menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjadi sangat
penting dalam rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk kepentingan
transaksi jual-beli atau perdagangan kayu.
Secara teoritis, metoda pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu mudah
dipelajari sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian, keterampilan teknis
pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu
hanya akan diperoleh melalui proses latihan yang rutin, berulang-ulang
dan terus menerus.
Kelengkapan
koleksi kayu akan sangat membantu proses pening-katan kemampuan dan ketrampilan
dalam pengenalan jenis kayu.
B.
Saran
Kita perlu memperhatikan sifat sifat, jenis,
ukuran dan harga ini untuk menggunakan kayu sebagai bahan kontruksi kita. Sehingga dalam penggunaannya maksimal.